Archive for Februari, 2010

Kriteria Anak ADHD

ADHD didefinisikan sebagai gangguan pada anak yang menyebabkan anak kurang dapat memusatkan perhatiannya, tidak dapat menerima impuls – impuls dengan baik, dan melakukan gerakan yang tidak terkendali. Kriteria anak hiperaktif atau ADHD pada masa sekolah adalah :

1. Mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian (deficit dalam memusatkan perhatian) sehingga anak tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya secara baik.
2. Jika diajak bicara siswa hiperaktif (ADHD) tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya).
3. Mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar dirinya..
4. Tidak dapat duduk tenang walaupun dalam batas waktu lima menit dan suka bergerak serta selalu tampak gelisah.
5. Sering mengucapkan kata-kata secara spontan (tidak sadar).
6. Sering melontarkan pertanyaan yang tidak bermakna kepada guru selama pelajaran berlangsung.
7. Mengalami kesulitan dalam bermain bersama temannya karena ia tidak memiliki perhatian yang baik.

Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaran guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya. Selain itu juga, prestasi akademik anak hiperaktif juga tidak bisa maksimal.
Secara psikologis, perkembangan kognisi anak-anak yang menderita hiperaktif biasanya termasuk dalam kategori normal. Jika prestasi akademik mereka rendah, sebenarnya bukan karena perkembangan kognisinya yang bermasalah, tetapi lebih disebabkan karena ketidakmampuan mereka untuk konsentrasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

sumber : sekolahindonesia.com

Leave a comment »

Mendeteksi Perilaku Anak ADHD

Ada beberapa ciri khusus yang dapat orang tua deteksi perilaku hiperaktif pada anak di setiap fase perkembangannya.yaitu:

  • Pada masa balita perilaku Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) belum dapat diprediksi / terdeteksi secara nyata, tetapi apabila anak menunjukan tingkah laku gelisah dalam melakukan suatu aktifitas tertentu maka orangtua harus bisa memberikan perhatian serius.
  • Pada masa pra sekolah, biasanya mulai tampak, misalnya bila anak tidak mampu mengerjakan tugas yang ringan, tidak dapat bergaul dengan teman sebayanya atau bersikap acuh tak acuh pada lingkungannya.
  • Pada masa sekolah, jika anak tidak mendapatkan perhatian serius maka defisiensi yang di derita anak akan bertambah sehingga kondisinya bisa lebih parah dari masa sebelumnya. Langkah terbaik untuk masa ini adalah anak perlu diperhatikan kondisi emosinya seawal mungkin oleh orang tua sebelum masuk sekolah.
  • Jika pada tiga fase sebelumnya tidak diperhatikan secara serius, maka pada masa remaja awal (SMP) anak yang menderita ADHD tidak dapat berhasil di sekolahnya. Kondisi ini yang menyebabkan remaja tidak dapat melanjutkan sekolahnya ke sekolah yang lebih tinggi. Alasannya  karena prestasi belajar anak ADHD yang sangat rendah. Kondisi ini disebabkan karena anah ADHD mengalami deficit dalam perhatian.
  • Pada masa dewasa dewasa seorang yang masih menderita ADHD mengalami masalah dalam hubungan interpersonal seperti, kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak percaya diri, tidak mempunyai konsep diri yang jelas, selalu tampak depresi atau stress, memiliki perilaku anti sosial, dan selalu merasa tidak mantap dengan tugasnya atau pekerjaannya. Jadi ADHD yang tidak teratasi akan terbawa sampai masa dewasa.

Orang tua dalam membentuk emosi anak adalah sedini mungkin mencoba membimbing anak dalam berbagai aktivitas hidupnya. Belajar menenangkan anak untuk bisa memusatkan perhatiannya sedini mungkin menjadi penting, karena akan berpengaruh secara tidak langsung pada perkembangan prestasi anak di sekolah. Keterampilan khusus yang dimiliki orang tua dalam mengatur emosi anak sejak dini itu akan mematangkan emosinya pada waktu sekolah nantinya. Keterampilan-keterampilan yang diajarkan oleh orang tua pada waktu kecil juga akan memungkinkan seorang anak bisa bersikap penuh perhatian terhadap isyarat-isyarat sosial pada perkembangan kepribadiannya. Dengan kata lain, keseriusan orang tua dalam mendeteksi dan menanggapi secara baik setiap emosi yang dimunculkan anak pada masa kecil, akan membantu anak pada proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya.

Sumber  : sekolahindonesia.com

Leave a comment »

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Comments (1) »